BAB 1
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Kita tentunya sudah tahu
tentang dua istilah "arti" dan "makna". Umumnya orang
menanggap bahwa "arti" dan "makna" itu adalah sama. Padahal
tidak demikian. Kedua istilah itu mengandung pengertian yang berbeda.
Arti adalah denotasi.
Sedangkan makna adalah konotasi. Kadang-kadang "makna" itu selaras
dengan "arti" dan kadang tidak selaras. Apabila makna sesuatu itu
sama dengan arti sesuatu itu, maka makna tersebut disebut Makna Laras (Explicit
Meaning). Apabila maknanya tidak selaras dengan "arti", maka sesuatu
itu disebut memiliki Makna Kandungan (Implicit Meaning) atau Makna Lazim
(Necessary Meaning). Maka dari itu, makalah ini dibuat agar kita lebih memahami
apa yang dimaksud dengan makna.
- Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan:
1.
Memberikan
pemahaman kepada pembaca tentang pengertian makna dan aspek-aspek makna.
2.
Mendapatkan
nilai dari mata kuliah semantik.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Makna
Makna adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari semantik dan selalu melekat dari apa saja yang kita
tuturkan. Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam. Mansoer Pateda
(2001:79) mengemukakan bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang
membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat.
Menurut Ullman (dalam Mansoer Pateda, 2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah
hubungan antara makna dengan pengertian. Dalam hal ini Ferdinand de Saussure (
dalam Abdul Chaer, 1994:286) mengungkapkan pengertian makna sebagai pengertian
atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik.
Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan
menjadi :
1. Maksud pembicara;
2. Pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi
atau perilaku manusia atau kelompok manusia;
3. Hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan
antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya,dan
4. Cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti
Kridalaksana, 2001: 132).
Bloomfied (dalam Abdul
Wahab, 1995:40) mengemukakan bahwa makna adalah suatu bentuk kebahasaan yang
harus dianalisis dalam batas-batas unsur-unsur penting situasi di mana penutur
mengujarnya. Terkait dengan hal tersebut, Aminuddin (1998:50) mengemukakan
bahwa makna merupakan hubungan antara bahsa dengan bahasa luar yang disepakati
bersama oleh pemakai bahsa sehingga dapat saling dimengerti.
Dari pengertian para ahli
bahsa di atas, dapat dikatakan bahwa batasan tentang pengertian makna sangat
sulit ditentukan karena setiap pemakai bahasa memiliki kemampuan dan cara
pandang yang berbeda dalam memaknai sebuah ujaran atau kata.
- Aspek-aspek Makna
Aspek-aspek makna dalam
semantik menurut Mansoer Pateda ada empat hal, yaitu :
1. Pengertian (sense)
Pengertian disebut juga
dengan tema. Pengertian ini dapat dicapai apabila pembicara dengan lawan
bicaranya atau antara penulis dengan pembaca mempunyai kesamaan bahasa yang
digunakan atau disepakati bersama. Lyons (dalam Mansoer Pateda, 2001:92)
mengatakan bahwa pengertian adalah sistem hubungan-hubungan yang berbeda dengan
kata lain di dalam kosakata.
2. Nilai rasa (feeling)
Aspek makna yang berhubungan
dengan nilai rasa berkaitan dengan sikap pembicara terhadap hal yang
dibicarakan.dengan kata lain, nilai rasa yang berkaitan dengan makna adalah
kata0kata yang berhubungan dengan perasaan, baik yang berhubungan dengan
dorongan maupun penilaian. Jadi, setiapkata mempunyai makna yang berhubungan
dengan nilai rasa dan setiap kata mempunyai makna yang berhubungan dengan
perasaan.
3. Nada (tone)
Aspek makna nada menurut
Shipley adalah sikap pembicara terhadap kawan bicara ( dalam Mansoer Pateda,
2001:94). Aspek nada berhubungan pula dengan aspek makna yang bernilai rasa.
Dengan kata lain, hubungan antara pembicara dengan pendengar akan menentukan
sikap yang tercermin dalam kata-kata yang digunakan.
4. Maksud (intention)
Aspek maksud menurut Shipley
(dalam Mansoer Pateda, 2001: 95) merupakan maksud senang atau tidak senang,
efek usaha keras yang dilaksanakan. Maksud yang diinginkan dapat bersifat
deklarasi, imperatif, narasi, pedagogis, persuasi, rekreasi atau politik.
Aspek-aspek makna tersenut
tentunya mempunyai pengaruh terhadap jenis-jenis makna yang ada dalam semantik.
Di bawah ini akan dijelaskan seperti apa keterkaitan aspek-aspek makna dalam
semantik dengan jenis-jenis makna dalam semantik.
1. Makna Emotif
Makna emotif menurut Sipley
(dalam Mansoer Pateda, 2001:101) adalah makna yang timbul akibat adanya reaksi
pembicara atau sikap pembicara mengenai atau terhadap sesuatu yang dipikirkan
atau dirasakan. Dicontohkan dengan kata kerbau dalam kalimat Engkau kerbau.,
kata itu tentunya menimbulkan perasaan tidak enak bagi pendengar. Dengan kata
lain,kata kerbau tadi mengandung makna emosi. Kata kerbau dihubungkan dengan
sikap atau poerilaku malas, lamban, dan dianggapsebagai penghinaan. Orang yang
dituju atau pendengarnya tentunya akan merasa tersimggung atau merasa tidak
nyaman. Bagi orang yang mendengarkan hal tersebut sebagai sesuatu yang
ditujukan kepadanya tentunya akan menimbulkan rasa ingin melawan. Dengan
demikian, makna emotif adalah makna dalam suatu kata atau kalimat yang dapat
menimbulkan pendengarnya emosi dan hal ini jelas berhubungan dengan perasaan.
Makna emotif dalam bahasa indonesia cenderung mengacu kepada hal-hal atau makna
yang positif dan biasa muncul sebagai akibat dari perubahan tata nilai
masyarakat terdapat suatu perubahan nilai.
2. Makna Konotatif
Makna konotatif berbeda
dengan makna emotif karena makna konotatif cenderung bersifat negatif,
sedangkan makna emotif adalah makna yang bersifat positif (Fathimah
Djajasudarma, 1999:9). Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan
kita terhadap apa yang diucapkan atau didengar. Misalnya, pada kalimat Anita
menjadi bunga desa. Kata nunga dalam kalimat tersebut bukan berarti sebagai
bunga di taman melainkan menjadi idola di desanya sebagai akibat kondisi
fisiknya atau kecantikannya. Kata bunga yang ditambahkan dengan salah satu
unsur psikologis fisik atau sosial yang dapat dihubungkan dengan kedudukan yang
khusus dalam masyarakat, dapat menumbuhkan makna negatif.
3. Makna Kognitif
Makna kognitif adalah makna
yang ditunjukkan oleh acuannya, makna unsur bahasa yang sangat dekat
hubungannya dengan dunia luar bahasa, objek atau gagasan, dan dapat dijelaskan
berdasarkan analisis komponenya (Mansoer Pateda, 2001:109). Kata pohon bermakna
tumbuhan yang memiliki batang dan daun denga bentuk yang tinggi besar dan
kokoh. Inilah yang dimaksud dengan makna kognitif karena lebih banyak dengan
maksud pikiran.
4. Makna Referensial
Referen menurut Palmer (
dalam Mansoer Pateda, 2001: 125) adalah hubungan antara unsur-unsur linguistik
berupa kata-kata, kalimat-kalimat dan dunia pengalaman nonlinguistik. Referen
atau acuan dapat diartikan berupa benda, peristiwa, proses atau kenyataan.
Referen adalah sesuatu yangditunjuk oleh suatu lambang. Makna referensial
mengisyaratkan tentang makna yamg langsung menunjuk pada sesuatu, baik benda,
gejala, kenyataan, peristiwa maupun proses.
Makna referensial menurut
uraian di atas dapat diartikan sebagai makna yang langsung berhubungan dengan
acuan yang ditunjuk oleh kata atau ujaran. Dapat juga dikatakan bahwa makna
referensial merupakan makna unsur bahasa yanga dekat hubungannya dengan dunia
luar bahasa, baik berupa objek konkret atau gagasan yang dapat dijelaskan
melalui analisis komponen.
5. Makna Piktorikal
Makna piktorikal menurut
Shipley (dalam Mansoer Pateda, 2001:122) adalah makna yamg muncul akibat
bayangan pendengar ataupembaca terhadap kata yang didengar atau dibaca. Makna
piktorikal menghadapkan manusia dengan kenyataan terhadap perasaan yang timbul
karena pemahaman tentang makna kata yang diujarkan atau ditulis, misalnya kata
kakus, pendengar atau pembaca akan terbayang hal yang berhubungan dengan
hal-hal yang berhubungan dengan kakus, seperti kondisi yang berbau, kotoran,
rasa jijik, bahkan timbul rasa mual karenanya.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Jadi yang dimaksud makna
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari semantik dan selalu melekat dari apa
saja yang kita tuturkan. Jenis-jenis makna terbagi menjadi makna emotif, makna
konotatif, makna kognitif, makna referensial, dan makna piktorikal.
No comments:
Post a Comment