LEMBARAN
PENCATATAN DAN PANDUAN WAWANCARA
PENGUMPULAN
DATA SASTRA LISAN
Ciri media rekaman :
Audio
Ciri
salinan: Blackberry
Davis 9220
n
I. Judul sastra lisan : Ungkapan Tradisional (Peribahasa)
l Genre :
Foklor Sebahagian Lisan
l Daerah Asal : Desa Panca Mulya, Kecamatan Sungai
Bahar, Kabupaten
Muaro Jambi, Pro
vinsi Jambi
l Suku Bangsa/ Suku pemilik :
Indonesia/Melayu Jambi
n II. Pencerita/Informan
l Nama :
Imam (Informan 1)
l Tempat, tanggal lahir :
Desa Panca Mulya, 20-07-1972
l Jenis kelamin :
Laki-laki
l Pekerjaan :
Petani
l Suku bangsa/suku :
Melayu Jambi
l Bahasa yang dikuasai :
Bahasa Jambi
l Tempat perekaman :
Di Rumah Informan
l Tanggal perekaman :
29 Februari 2013
n III. Keterangan
tentang lingkungan penceritaan
l Dari siapakah, di mana, dan kapan, pencerita menerima
sastra lisan itu?
Menurut informan
peribahasa itu didapat dari orangtuanya. Peribahasa itu didapat secara turun temurun dari
nenek moyang.
l Pada kesempatan apa sastra lisan itu diceritakan?
Menurut
informan, kesempatan sastra lisan itu diceritakan ketika informan telah melakukan perbuatan yang dianggap salah,
kemudian diberi nasehat dan nasehat itu diantaranya terdiri dari peribahasa.
l Untuk maksud apa dan oleh siapa sastra lisan itu
diceritakan?
Menurut informan
sastra lisan itu dimaksudkan untuk memberi nasehat
dan mengingatkan.
l Kepada
siapa sastra lisan itu diceritakan?
Sastra lisan itu
diceritkan kepada seluruh anggota
keluarga.
l Bagaimana
suasana penceritaan?
Suasana
penceritaan sangat santai. Informan terasa bersahabat dengan peneliti.
n IV.
Pendapat/Opini
l Bagaimana
pendapat/opini pencerita terhadap sastra lisan itu?
Menurut
informan, peribahasa itu sangat bermanfaat bagi perilaku seseorang. Peribahasa
itu harus dilestarikan dan diturunkan kepada anak cucu agar anak cucu bisa
menjadikan peribahasa sebagai pedoman yang bisa menjadikan sikap dan
perilakunya baik, juga agar keberadaan peribahasa itu tidak hilang.
l Bagaimana pendapat/opini pengumpul data?
Peribahasa itu bermaanfaat bagi seseorang. Karna berisi
nasihat-nasihat yang berguna bagi perilaku seseorang.
l Mengapa
mereka berpendapat demikian?
Karena mereka bisa mendapat pelajaran dari
peribahasa-peribahasa tersebut. Patut bila peribahasa itu diyakini kebenarannya
dan manfaatnya bagi sikap dan perilaku.
n V.
Pengumpul data
l Nama :
Tatit Hari Pamungkas
l Tempat, tanggal lahir :
Desa Panca Mulya, 27-08-1991
l Jenis kelamin :
Laki-laki
l Alamat :
Desa Panca Mulya, Kecamatan Sungai Bahar,
Kabupaten Muaro Jambi,
Provinsi Jambi.
LEMBARAN PENCATATAN DAN PANDUAN WAWANCARA
PENGUMPULAN DATA SASTRA LISAN
Ciri
media rekaman: Audio
Ciri
salinan: Ponsel
Blackberry Davis 9220
n
I. Judul sastra lisan : Ungkapan Tradisional (Pribahasa)
l Genre :
Foklor Sebahagian Lisan
l Daerah Asal :
Desa Panca Mulya, Kecamatan Sungai
Bahar, Kabupaten
Muaro Jambi, Pro
vinsi Jambi
l Suku Bangsa/ Suku pemilik :
Indonesia/Melayu Jambi
n II.
Pencerita/Informan
l Nama :
Yopan Abas (Informan 2)
l Tempat, tanggal lahir :
Jambi, 2 Desember 1975
l Jenis kelamin :
Laki-laki
l Pekerjaan :
Pedagang
l Suku bangsa/suku :
Melayu Jambi
l Bahasa yang dikuasai :
Bahasa Jambi dan Bahasa
Indonesia
l Tempat perekaman :
Di toko informan
l Tanggal perekaman :
29 Februari 2013
n III. Keterangan
tentang lingkungan penceritaan
l Dari siapakah, di mana, dan kapan, pencerita menerima
sastra lisan itu?
Menurut informan, ia sudah mendapatkan ungkapan
tradisional ini sejak kecil, yaitu sekitar umur 10-11 tahun. Ia mendapatkannya
dari bapak dan ibu informan juga dari orang-orang tua lain yang bermukim di
sekitar tempat tinggal informan.
l Pada kesempatan apa sastra lisan itu diceritakan?
Menurut
informan, kesempatan sastra lisan itu diceritakan pada waktu informan sedang bermain atau bertemu dengan orang-orang tua pada saat
informan masih kanak-kanak. Informan menceritakan bahwa ia semasa kecil
termasuk anak yang nakal. Maka dari itu, informan sering diberi nasehat melalui
peribahasa oleh orang-orang tua dulu.
l Untuk maksud apa dan oleh siapa sastra lisan itu
diceritakan?
Menurut informan
sastra lisan itu dimaksudkan supaya
ia bisa bersikap baik dan benar. Sastra Lisan itu didapatkan dari orang-orang
tua dulu.
l Kepada
siapa sastra lisan itu diceritakan?
Sastra lisan itu
diceritkan kepada semua orang di daerah
informan.
l Bagaimana
suasana penceritaan?
Suasana penceritaan pada waktu santai.
n IV.
Pendapat/Opini
l Bagaimanaa
pendapat/opini pencerita terhadap sastra lisan itu?
Informan percaya bahwa sastra lisan itu memang benar, karna
informan sering menemui hal-hal atau kejadian seperti yang disampaikan oleh
orang tua dulu.
l Bagaimana pendapat/opini pengumpul data?
Menurut saya, sastra lisan itu benar, karna sikap informan saat ini
tidak menunjukkan kenakalannya sebagaimana sikap informan dahulu. Hal ini
menunjukkan bahwa sastra lisan yang diterima informan memang berguna bagi perbaikan
sikap dan perilaku informan.
l Mengapa
mereka berpendapat demikian?
Informan
berpendapat demikian karena informan merasakan betul kebenaran dari sastra
lisan tersebut dengan hal-hal yang sering informan temui dalam kehidupan
sehari-hari.
n V.
Pengumpul data
l Nama :
Tatit Hari Pamungkas
l Tempat, tanggal lahir :
Desa Panca Mulya, 27-08-1991
l Jenis kelamin :
Laki-laki
l Alamat :
Desa Panca Mulya, Kecamatan Sungai Bahar,
Kabupaten Muaro Jambi,
Provinsi Jambi
Transkripsi
Ungkapan
Tradisional (peribahasa) Desa Panca Mulya Kecamatan sungai Bahar Kabupaten
Muaro Jambi Provinsi Jambi
1.
Buluh tuo menyesak kalau ditebang dak beguno.
2.
Elok cakap tengah berumbuk, buruk cakap serambi
berumbuk.
3.
Jangan bepikir sekali sudah behemat sekali abis.
4.
Jatuh di tempat nan rato, anyut di arus nan tenang.
5.
Keruh aek di ilir prikso di ulunyo, senak aek di ulu
prikso di muaronyo.
6.
Laksano kayu di dalam utan patah tumbuh ilang beganti.
7.
Macam narik benang dalam tepung, benang dak putus
tepung dak teserak.
8.
Pandang aek pandanglah tubo pandang ikan nan kan
binaso.
9.
Salah langkah kaki patah, salah jangkau tangan putus.
10. Ukur mato
angan diliat sajo, ukur telingo jangan didengar sajo, kurang sisik tunas
menjadi, kurang siang rumput tumbuh.
11. Orang kayo
betabur urai, urang mulio betabur budi.
12. Hendak
balam padi rebah.
13. Tonggak nan
idak dapat digoyangkan, cermin besak nan idak kabur.
14. Tebing
runtuh tepian beranak, tanjung putus teluk beralih.
15. Patah lidah
utang tumbuh, patah keris badan binaso.
Transletrasi Ungkapan
Tradisional (peribahasa) Desa Panca Mulya Kecamatan sungai Bahar Kabupaten
Muaro Jambi Provinsi Jambi
1.
Buluh tuo menyesak kalau ditebang dak beguno (buluh tua pecah-pecah kalau ditebang tidak berguna
lagi)
Artinya: orang yang banyak berbuat kesalahan tidak bisa dipercaya lagi.
2.
Elok cakap tengah berumbuk, buruk cakap serambi
berumbuk (bagus berbicara tengah
berembuk, jelek berbicara serambi berembuk).
Artinya: setiap perkara jangan dihadapi sendiri, sebaiknya dirembukkan
dengan pihak lain.
3.
Jangan bepikir sekali sudah behemat sekali abis (jangan berpikir satu kali sudah berhemat satu kali
habis).
Artinya: Tidak baik mengambil keputusan dengan sekali piker. Orang harus
brhati-hati mengambil keputusan.
4.
Jatuh di tempat nan rato, anyut di arus nan tenang (jatuh ditempat yang rata, hanyut di arus yang
tenang).
Artinya: orang kalau sudah merasa aman sering lengah, dan jika tiba-tiba
terkena masalah, merasa sulit untuk mengatasinya.
5.
Keruh aek di ilir prikso di ulunyo, senak aek di ulu
prikso di muaronyo (keruh air di
hilir periksa di hulunya, dalam air di hulunya periksa di muaranya).
Artinya: Usut semua kejadian dengan cermat sambil meneliti tempat dan
sebab terjadinya peristiwa itu.
6.
Laksano kayu di dalam utan patah tumbuh ilang beganti.
(laksana kayu di dalam hutan patah tumbuh hilang
berganti).
Artinya: semua orang diharapkan ikut menyiapkan dan bertanggung jawab
terhadap lancarnya proses, serta membimbingnya denga berbagai macam keteladanan
yang berguna.
7.
Macam narik benang dalam tepung, benang dak putus
tepung dak teserak. (seperti menarik
benang dalam tepung, benang tidak putus tepung tidak berserak).
Artinya: gambaran dari perselisihan yang harus diselesaikan dengan
bijak, sehingg kedua belah pihak merasa tidak dirugikan.
8.
Pandang aek pandanglah tubo pandang ikan nan kan
binaso. (pandang aek pandanglah tuba
pandang ikan yang akan binasa).
Artinya: mencari jodoh hendaknya yang sebanding. Sebagaimana orang
membuat racun dari tuba harus mengetahui dosis yang tepat agar ikan menjadi
mabuk tetapi tidak sampai mati.
9.
Salah langkah kaki patah, salah jangkau tangan putus.
Artinya: bila perbuatan tidak sesuai dengan ketentuan akan mendatangkan
kesulitan.
10. Ukur mato jangan
diliat sajo, ukur telingo jangan didengar sajo, kurang sisik tunas menjadi,
kurang siang rumput tumbuh.(ukir mata
jangan dilihat saja, ukur telinga jangan didengar saja, kurang petik tunas
menjadi, kurang disiangi rumput tumbuh).
Artinya: berhati-hatilah dalam menafsirkan segala sesuatu agar tidak
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
11. Orang kayo
betabur urai, urang mulio betabur budi. (orang
kaya bertabur emas, orang mulia bertabur budi).
Artinya: orang yang berjiwa mulia dapat memberikan kenikmatan batin
kepada orang lain. Orang yang berbudi luhur selalu terbuka hatinya untuk
memberikan bantuan baik berupa materi, nasihat atau pemikiran yang bermanfaat.
12. Hendak
balam padi rebah.(kehendak balam
padi rebah).
Artinya: orang meminta selalu berharap keiinginannya dikabulkan tanpa
dipersulit sedikit pun.
13. Tonggak nan
idak dapat digoyangkan, cermin besak nan idak kabur.(tonggak yang tidak dapat digoyangkan, cermin besar
yang tidak kabur).
Artinya: melambangkan sifat terpuji yang harus dimiliki setiap pemimpin.
14. Tebing
runtuh tepian beranak, tanjung putus teluk beralih. (tebing runtuh tepian berpindah, tanjung putus teluk
beralih).
Artinya: setiap kejadian selalu membawa perubahan.
15. Patah lidah
utang tumbuh, patah keris badan binaso.
(patah lidah hutang tumbuh, patah keris badan binasa).
Artinya: kelalaian akan
mendatangkan kerugian.
Kategori
Ungkapan
Tradisional (peribahasa) Desa Panca Mulya Kecamatan sungai Bahar Kabupaten
Muaro Jambi Provinsi Jambi
Peribahasa
tersebut dibagi ke dalam berbagai kategori, yaitu:
1. Peribahasa yang sesungguhnya
1.
Buluh tuo menyesak kalau ditebang dak beguno.
2.
Pandang aek pandanglah tubo pandang ikan nan kan
binaso.
2.
Peribahasa yang
tidak lengkap
1.
Elok cakap tengah berumbuk, buruk cakap serambi
berumbuk.
2.
Jangan bepikir sekali sudah behemat sekali abis.
3.
Jatuh di tempat nan rato, anyut di arus nan tenang.
4.
Keruh aek di ilir prikso di ulunyo, senak aek di ulu
prikso di muaronyo.
5. Macam narik
benang dalam tepung, benang dak putus tepung dak
teserak.
6.
Salah langkah kaki patah, salah jangkau tangan putus.
7. Ukur mato
angan diliat sajo, ukur telingo jangan didengar sajo, kurang
8.
sisik tunas menjadi, kurang siang rumput tumbuh.
9.
Orang kayo betabur urai, urang mulio betabur budi.
10. Tonggak nan
idak dapat digoyangkan, cermin besak nan idak kabur.
11. Tebing
runtuh tepian beranak, tanjung putus teluk beralih.
12. Patah lidah
utang tumbuh, patah keris badan binaso.
3.
Peribahasa Perumpamaan
1.
Laksano kayu di dalam utan patah tumbuh ilang beganti.
No comments:
Post a Comment